BATANGUPDATE.COM, Batang – Sejumlah anggota Pramuka Gugus Depan SMPN 3 Batang meraih juara I dalam lomba kreasi seni yakni film pendek pelajar tingkat Jawa Tengah yang memotivasi untuk memproduksi film edukasi.
Lomba tersebut diinisiasi oleh Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Tengah. Beberapa kategori lain yang dilombakan yaitu Peraturan Baris Berbaris (PBB), Cerdas Tangkas dan Sandi Morse.
Baca Juga : Hadapi Revolusi Industri 4.0, SMKN 1 Warungasem Beri Penguatan Pada Guru
Ketua Gugus Depan SMPN 3 Batang, Dedi Bara Firmansyah mengatakan, film tersebut menceritakan tentang persamaan hak untuk mengemukakan pendapat dan berkarya.
“Ceritanya tentang tempo dulu, cuma dari sisi kostum memang diwajibkan Pramuka. Kami lebih menonjolkan nilai kepahlawanan, kemandirian yang lekat dengan karakter anggota Pramuka,” katanya saat ditemui di SMPN 3 Kabupaten Batang, Senin (1/11/2021).
Berdasarkan informasi dari dewan juri, penilaian diambil dari kesesuaian tema, latar dan pengambilan gambar dan proses editing.
“Kami memperoleh nilai 1.100 untuk kategori kreasi seni,” katanya.
Melihat prestasi dan potensi yang dimiliki anak didiknya, maka akan membuat film-film pendek bertemakan pendidikan.
“Rencanaya kami akan membuat film bertema tata krama, karena melihat kondisi sekarang, generasi muda kurang memiliki rasa hormat terhadap orang tua. Apalagi setahun lebih mereka tidak betatap muka dengan guru,” ungkapnya.
Ia memastikan, melalui fIlm pendek itu, anak-anak diingatkan kembali tentang pentingnya tata krama.
Baca Juga : Dua Santri Ponpes Ma’had Al Munawwir Gringsing Dapat Hadiah Laptop
“Pemanfaatan media film pendek untuk mengedukasi, dinilai cukup efektif karena generasi milenial lebih suka menonton YouTube daripada diceramahi,” tegasnya.
Kepala SMPN 3 Batang Bambang Purwantyono menyampaikan, kegiatan kepramukaan para siswa sangat rajin, untuk melatih kemandirian anak.
“Prestasi ini bisa membawa nama baik anggota Pramuka putri, terlebih menjelang peringatan Hari Pahlawan, mengambil judul film “Perempuan itu Kartini”, karena kepahlawanan RA. Kartini sudah tidak diragukan lagi,” terangnya.
Ia menerangkan, persamaan gender di masa kini, masih tetap diperjuangkan, maka film pendek ini dapat memvisualisasikan perjuangan kaum perempuan yang terus bangkit.
“Prestasi dan potensi di bidang seni peran harus diwariskan kepada anggota Pramuka lainnya, sehingga ada peningkatan kreativitas dari anak-anak yang menjadi pribadi mandiri,” harapnya.
Salah satu siswi yang juga sebagai pemeran utama film pendek “Perempuan itu Kartini”, Angela Wening Tiyas menuturkan, sosok Kartini merupakan perempuan yang tangguh, meskipun dipingit oleh orang tuanya.
“Untuk mendalami karakter saya menonton film Kartini yang diperankan oleh aktris Dian Sastrowardoyo dan dibimbing sama guru dan ayah yang dulu pernah menjadi pemain taeter waktu kuliah. Kalau dialog saya diajari ayah supaya tidak menghafal tapi meresapi karakter yang diperankan, dan membayangkan tokoh itu benar-benar merasuk,” ujar dia.
Baca Lainnya : DPRD Batang Gelar Rapat Paripurna Pertama Tentang Raperda Dan APBD 2022
Ia menambahkan, kaitan cerita film ini dengan kepramukaan adalah mengajarkan untuk menjadi manusia yang mandiri dan pentingnya sahabat untuk mendukung kesuksesan.