BATANGUPDATE.COM, BATANG – Desa Gombong merupakani salah satu desa di Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang yang menurut data masih memiliki permasalahan stunting.
Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi pada anak-anak dalam jangka waktu panjang yang akhirnya menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan pada anak, salah satu gangguan yang dapat terjadi yakni kurangnya tinggi badan pada anak.
Dari data yang didapatkan dari bidan Desa Gombong terdapat 12 anak tercatat mengalami stunting, berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut mahasiswa TIM II KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) melalui pelaksanaan program kerja multi-disiplin dengan tema “Edukasi Peningkatan Gizi Bagi Anak dan Ibu Hamil Sebagai Upaya Pembentukan SDM Berkualitas di Desa Gombong” berupaya membantu pemerintah Desa Gombong mengatasi permasalahan stunting yang ada.
Pada Rabu, 26 Juli 2023 telah dilaksanakan serangkaian pemaparan mengenai materi terkait tema edukasi gizi dengan harapan masyrakat Desa Gombong lebih melek terhadap pemenuhan gizi seimbang agar nantinya masyarakat Desa Gombong utamanya anak-anak mampu menjadi generasi unggul melalui pemenuhan makanan bergizi.
Pemaparan materi yang dilakukan terangkum pada satu kegiatan yang dilaksanakan di Balai Desa Gombong dengan target sasaran yakni orang tua anak stunting, ibu hamil, kader PKK, dan perangkat desa.
Pemaparan materi dilakukan oleh 5 orang mahasiswa dan dilakukan penyerahan tanda terima kasih oleh 1 perwakilan mahasiswa berupa makanan sehat yakni olahan ikan lele goreng.
Para mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung pada program kerja multi-disiplin ini berasal dari berbagai macam fakultas.
Kegiatan diawali dengan adanya sambutan dari Koordinator Desa Gombong TIM II KKN Universitas Diponegoro yakni mahasiswa dari Fakultas Teknik dan dilanjut dengan sambutan oleh Bapak Darsono selaku Kepala Desa Gombong.
Berlanjut pada inti acara yakni terdapat pemaparan materi mengenai kewajiban pemberian makanan bergizi, penjelasan mengenai ciri dan cara menanggulangi stunting, hingga pemaparan mengenai bagaimana manajemen penyimpanan pangan agar gizi yang terkandung tetap terjaga.
Rangkaian pada materi pertama berjudul “Edukasi Sadar Hukum Mengenai Pembentukan Sumber Daya Berkualitas Melalui Program Percepatan Penurunan Stunting”.
Mahasiswa meneruskan visi-misi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dengan berkonsentrasi ke 5 Pilar Stranas Percepatan Penurunan Stunting. Salah satunya adalah melakukan penyuluhan peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan Masyarakat sekitar.
Sasaran Kelompok yang disasar oleh mahasiswa adalah Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Calon Pengantin, Anak-Anak 0-59 Bulan dan Remaja.
Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2022/2023 memiliki harapan kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Desa baik itu Tenaga Kesehatan, Tim Penggerak PKK, Penyuluh KB dan Kader lainnya.
Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan desa agar mampu menciptakan sinergitas untuk mengurangi angka stunting yang diakibatkan oleh Intervensi Spesifik (Penyebab Langsung Stunting) maupun Intervensi Sensitif (Penyebab Tidak Langsung Stunting).
Rangkaian pada materi kedua berjudul “Penurunan Angka Stunting Melalui Edukasi Gizi Cukup dan Cara Pencegahannya di Desa Gombong”.
Dalam pelaksanaanya, kegiatan sosialisasi menggunakan media poster dan powerpoint yang berisikan tentang pengertian stunting, perbedaan dengan Dwarfisme, penyebab dan dampak dari stunting, gejala anak mengalami stunting serta tips mencegah stunting.
Pencegahan mengenai stunting yang dipaparkan mengenai manfaat gizi protein hewani sebagai nutrisi yang baik untuk memacu pertumbuhan balita.
Selain itu dijelaskan juga mengenai cara mengukur TB maupun BB saat posyandu berlangsung, himbauan tersebut ditekankan pada kader posyandu untuk lebih teliti dalam mengukur balita saat dilakukan pengukuran TB maupun BB.
Dengan harapan peserta sosialisasi, baik orangtua balita maupun kader posyandu dapat memahami bahaya dari stunting bagi anak pada masa mendatang, mengetahui gejala dan tanda-tanda stunting sehingga dapat mendeteksi stunting sejak dini, dan menerapkan langkah-langkah pengukuran TB dan BB pada balita yang baik dan benar sesuai prosedur.
Rangkaian pada materi ketiga berjudul “edukasi gemar makan ikan dalam upaya pencegahan stunting dan meningkatkan gizi anak”.
Indonesia merupakan negara maritim yang terbagi atas pulau-pulau dan sebagian wilayahnya merupakan perairan yang cukup luas.
Potensi yang cukup luas terdapat di laut Indonesia berupa sumber daya alam yang melimpah, termasuk didalamnya terdapat banyak spesies ikan khususnya ikan yang dapat dikonsumsi.
Oleh sebab itu, seharusnya sektor perikanan memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat berkembang. Rangkaian sesi materi diawali dengan pemaparan materi tentang pentingnya makan ikan bagi anak” untuk pertumbuhan anak, kandungan gizi ikan.
Kemudian setelah dilakukan pemaparan tersebut, dilanjutkan dengan kegiatan pemberian makan ikan lele sebagai ke anak-anak.
Rangkaian pada materi keempat berjudul “Edukasi dan Pemberian Bibit TOGA (Kelor) Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Terkait Kebutuhan Kalsium dalam Meningkatkan Tinggi Badan Anak”.
Kelor memiliki kandungan kalsium 17 kali lebih tinggi daripada susu, sehingga mampu mengoptimalkan kerja pertumbuhan tulang anak.
Rangkaian sesi materi ini diawali dengan pemaparan materi tentang pemanfaatan tanaman kelor terkait pengenalan tanaman, kandungan nutrisi, bagaimana kelor dapat mengatasi masalah tinggi badan anak, hingga produk pangan apa saja yang dapat diolah dari kelor.
Kemudian setelah dilakukan pemaparan materi tersebut, dilanjutkan dengan kegiatan pemberian bibit tanaman kelor.
Harapannya dengan adanya ilmu yang diberikan dan pemberian bibit kelor ini, khususnya bagi para orang tua dengan anak bermasalah stunting tinggi badan dapat dengan mudah mendapatkan daun kelor yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan olahan pembuatan pangan bernutrisi.
Kegiatan yang terlaksana diikuti dengan sangat antusias oleh audience yang hadir, ditandai dengan aktifnya para audience melempar beberapa pertanyaan.
Pelaksanaan multidisiplin pun berjalan dengan lancar serta diakhiri dengan sesi dokumentasi foto bersama seluruh Tim II KKN Universitas Diponegoro bersama seluruh hadirin.***